Kamis, 30 April 2009

UNTUKMU, AKTIVIS DAKWAH KAMPUS: KEKUATAN CINTA


Kekuatan Itu Bernama Cinta

Lihatlah…

Masih ada secercah cahaya di sana

Berdoalah...

Semoga Allah memperkenankan cahaya itu untuk kita

Tak ada seorang pun yang benar-benar kuat, tak ada seorang pun yang benar-benar tangguh, melainkan mereka yang senantiasa berusaha untuk menjadi seorang yang kuat dan tangguh. Pun ketika kita tengah meniti sebuah perjalanan dakwah yang teramat panjang dan tak berujung, kita memerlukan sebuah kekuatan yang mampu membuat kita bertahan, hingga menjadi seorang yang kuat dan tangguh.

Sedangkan amanah bagi seorang aktivis dakwah adalah sebuah kepercayaan yang Allah berikan dengan berbagai pertimbangan, sesuai dengan kesanggupan. Jadi, tak ada alasan untuk tidak menerima amanah tersebut. Amanah bagi seorang aktivis dakwah adalah sebuah pembelajaran, yang dengan sengaja Allah tiitipkan sebagai tarbiyah Illahiyah yang mungkin hingga saat ini belum kita sadari. Sebab, di tengah perjalanan dalam mengemban amanah, tentunya kita akan menghadapi banyak ujian. Amanah bagi seorang aktivis dakwah adalah penjaga stamina keimanan. Ketika kita sering berinteraksi dengannya, maka kita takkan lagi disibukkan dengan hal-hal yang tidak berguna, senantiasa menjaga kebermafaatan usia yang entah sampai kapan kesempatan itu ada. Amanah, lagi-lagi bagi seorang aktivis dakwah adalah sebuah proses pematangan diri menuju keinginan Rabb-nya, menjadi diri yang lebih baik, menuju khairu ummah yang didamba.

Pernahkah kita berpikir kekuatan apa yang memampukan kita dalam menapaki jalan dakwah ini? Pernahkah kita berpikir, apa alasan yang tepat, yang mengharuskan kita untuk menjadi seorang yang kuat? Menjadi seorang yang kuat dalam mengemban sebuah amanah? Apa? Kekuatan seperti apa yang kita butuhkan?

Ternyata, kekuatan itu bernama cinta. Cinta yang tak sekedar kata, cinta yang telah terbukti ampuh sebagai amunisi ketika kita jatuh. Cinta yang membawa para aktivis besar untuk menunjukkan loyalitasnya, buah pikir yang tak lekang dimakan zaman, cinta yang membawa kita kepada penghambaan sebenarnya. Cinta yang menumbuhkan ketaatan, kehati-hatian, menuju kesempurnaan diri, meski tahu tak ada satupun yang lebih sempurna selain-Nya, yakni cinta yang bersumber dari-Nya.

Ya… cinta dari-Nya yang menjadi pembakar semangat ketika kita memerlukan energi ekstra dalam menunaikan amanah, menjadi penghibur ketika tak satupun dari makhluk-Nya yang menghargai. Hingga akhirnya kita meyakini, cukuplah Allah di hati. Dan bersama cinta inilah kita akan terus melangkah, senantiasa bergerak memberi arti bagi hidup...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar